Kisah Luar Biasa Titus sang Ilmuwan Antariksa

Senin, 30 Juli 2012

Titus, bersama dua asistennya Lorenzo dan Ivan, berlari kecil mengikuti batu bergerak itu. Beberapa saat kemudian batu tersebut tiba-tiba jatuh ke bawah. Mereka langsung berlari ke depan untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Apa yang dilihat oleh mereka betul-betul di luar dugaan. Di bawah mereka adalah sebuah lembah yang besar. Banyak sekali bebatuan yang bergerak sendiri sehingga Titus sudah kehilangan jejak batu yang diikuti mereka tadi. Bebatuan ini membentuk sesuatu. Bagi Titus benda itu terlihat seperti sebuah kota batu. Beberapanya saling menimpa sehingga terlihat bagaikan bangunan. Kalau saja ada pintu maupun jendela pada konstruksi, mungkin mereka sudah mengira inilah kota makhluk asing yang ditemukan manusia bumi.
Titus curiga apakah batu itu sendiri adalah makhluk hidup? Titus mencoba menuruni lembah tersebut. Tetapi kali ini asistennya tidak bisa membiarkan dia bertindak terlalu jauh. Mereka saat itu tidak memiliki makanan maupun alat pertolongan pertama. Pesawat yang datang menjemput bisa saja tidak sampai tepat waktu karena berbagai kendala. Jika sampai terjadi hal-hal buruk, maka bisa berakibat fatal. Saat itu yang paling masuk akal adalah menunggu pertolongan datang dulu, baru melakukan penelitian.
Titus mengurung niatnya. Jadi mereka berpuas diri mengamati lembah itu dari atas, tanpa menurun ke bawah. Beberapa saat kemudian pada sebuah batu di ujung, keluar sekumpulan bintik-bintik hitam. Dengan menggunakan teropong yang sudah terpasang pada helm, mereka akhirnya menyadari mereka menemukan makhluk hidup! Ini bukan pertama kali manusia menemukan makhluk hidup di luar angkasa, tetapi tetap saja merupakan penemuan penting.
Serangga-serangga itu entah bagaimana menyusup ke bebatuan dan mampu menggerakkannya. Maka terjawablah misteri mengapa bebatuan itu terlihat bergerak sendiri.
Setelah puas mengamati selama setengah jam. mereka memutuskan untuk berajak. Namun, tiba-tiba tanah yang dipijak Ivan retak. Titus dan Lorenzo tidak sempat menangkapnya. Serta-merta Ivan jatuh ke bawah dan langsung terdengar suara berdebum. Mereka dengan panik melongok ke bawah. Untungnya Ivan tidak apa-apa. Hanya sedikit luka tetapi dia masih bisa berdiri, namun beberapa saat kemudian dia terjatuh lagi dan mengerang. Sepertinya kakinya terkilir.
Pada saat itulah, peristiwa horor mulai terjadi. Tiba-tiba seluruh bebatuan keluar serangga-serangga. Dalam sekejap tanah dan bebatuan yang berwarna pucat, menghitam diselimuti oleh serangga-serangga. Dan mereka semua menuju ke tempat Ivan!
Belum ada yang pernah melihat serangga ini menyerang manusia. Ini merupakan perjumpaan pertama kali mereka. Tetapi menilai bagaimana mereka mampu menyusup bebatuan, diperkirakan serangan mereka ke manusia tidak akan menyenangkan.
Ivan yang panik langsung bangkit kembali mencoba menggapai tembok, tetapi sayangnya dinding tembok terlalu licin. Selisih antara tembok dan dirinya juga sekitar enam meter. Titus langsung berpikir keras bagaimana menyelamatkan rekannya. Tetapi karena kehabisan ide akhirnya dia meloncat turun ke bawah juga.
Titus memerintahkan Lorenzo untuk mencari daerah yang landai, supaya dia dan Ivan bisa naik kembali. Titus mengeluarkan sekemudian menembak api sinyal ke arah serangga itu. Api tersebut tidak berbahaya. Tetapi tujuannya adalah menakut-nakuti para serangga. Sepertinya cukup efektif. Serangga-serangga itu terlihat menjauhi api. Tetapi amunisi api sinyal Titus hanya tersisa dua. Ivan sendiri ada tiga.
Mereka perlahan-lahan bergeser ke arah kanan. Perkiraan mereka, di bagian kanan sanalah lokasinya relatif lebih landai. Titus menopang Ivan yang berjalan pincang ke arah sana. Ketika sekali lagi serangga hampir mendekati mereka, Titus menembak api sinyal lagi. Serangga-serangga itu kembali menyingkir. Tetapi kali ini agak berbeda. Beberapa serangga sepertinya tidak menghiraukan api itu dan terus berjalan mendekati mereka. Kali ini Ivan menembak api sinyalnya.
Kali ini serangga-serangga itu terlihat tidak mempedulikan nyala api sama sekali. Mereka mengetahui api itu tidak berbahaya bagi mereka. Serangga-serangga terus merangkak mendekati mereka. Jarak antara mereka dengan makhluk asing itu mungkin sudah sekitar 10 meter.
Untunglah pada saat itu Lorenzo berteriak kepada mereka. Lorenzo berhasil menemukan tempat yang pas. Posisi tebing tempat dirinya berdiri lebih rendah. Mereka bisa naik melalui sana. Titus segera mamapah Ivan dan berlari ke arah Lorenzo.
Titus segera mengangkat Ivan ke atas dengan dibantu oleh Lorenzo yang menarik dari atas. Serangga-serangga itu sudah tinggal berjarak 2 meter ketika Ivan berhasil diangkat. Pada saat itu Titus menembak sekali lagi peluru sinyal. Serangga itu tidak menurunkan kecepatan mereka. Mereka emakin mendekat.
Pada saat itulah serangga itu mulai mengerubuti kaki Titus, dan serta merta dia berteriak. Asistennya mulai panik. Walau Titus terlihat sangat kesakitan tetapi keteguhannya memang sangat luar biasa. Dia meneriaki Lorenzo untuk melemparkan alat pengumpul gas itu. Keduanya tidak memahami apa yang ingin digunakan Titus. Tetapi karena kondisi yang sangat genting mereka tanpa berpikir panjang langsung mengoper alat itu ke Titus.
Kau tau apa yang dia lakukan? Titus segera mengeset untuk mengeluarkan gas dalam tekanan maksimal. Udara yang mereka kumpulkan tadi ditembak keluar. Semprotan gas berhasil mendorong serangga-serangga itu menjauh dari kakinya. Pada saat itulah Titus membuang alat gas itu dalam keadaan menyala, dan segera mencoba naik tebing. Lorenzo dan Ivan harus setengah mati menarik Titus naik. Akhirnya mereka mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Setengah jam kemudian pesawat dari pusat menjemput mereka. Kaki kanan Titus sudah tidak berbentuk karena gigi-gigi serangga tersebut terbukti kuat dan mematikan. Jika saja Titus telat, sudah pasti planet tersebut merupakan makamnya. Ivan sendiri tidak mengalami masalah. Kaki Titus sendiri akhirnya dipasang kaki sintetis. Jadi kaki kanannya sekarang sudah bukan kaki yang sesungguhnya. Tetapi sebagai seorang yang berjiwa petualang, dia memang tidak pernah jera. Apa boleh buat. Saya sebagai kakaknya, hanya bisa mendoakan yang terbaik untuknya.
Ah! Ha ha. Ya sayalah kakak kandung Titus, anak muda. Saya rasa kamu hari ini mendapatkan cerita yang luar biasa dari ilmuwan selebriti kita bukan?

0 komentar:

Posting Komentar

prestydwifitriani. Diberdayakan oleh Blogger.